Anak tunagrahita membutuhkan pelayanan khusus. Sebutkan klasifikasi anak tunagrahita dan ciri khas pelayanan beserta prinsip khusus pelayanan untuk anak tunagrahita
1. Anak tunagrahita membutuhkan pelayanan khusus. Sebutkan klasifikasi anak tunagrahita dan ciri khas pelayanan beserta prinsip khusus pelayanan untuk anak tunagrahita
Jawaban:
Anak tunagrahita membutuhkan pelayanan khusus dengan memperhatikan beberapa hal berikut:
Klasifikasi anak tunagrahita:
- Ringan (IQ 50-70): Daya ingat dan kemampuan belajar kurang.
- Sedang (IQ 35-50): Keterlambatan bahasa dan mentalitas bayi lanjut, butuh bantuan keluarga.
- Berat (IQ 20-35): Ketergantungan fungsional nyaris total, butuh pengawasan penuh.
- Sangat berat (IQ <20): Perkembangan motorik dan kognitif maksimal level bayi, seluruh kebutuhan dasar harus diberikan.
Ciri pelayanan khusus:
- Terintegrasi: berorientasi pada pengembangan keterampilan mandiri dan inklusi sosial.
- Program intervensi dini.
- Pendidikan khusus dan pengasuhan intensif serta terus menerus.
- Integrasi antara layanan kesehatan, pendidikan, dan sosial.
Prinsip pelayanan khusus:
- Memenuhi hak dasar untuk tumbuh dan berkembang
- Normalisasi: mengarahkan pada pola hidup yang normal untuk seumur hidup
- Perlindungan: menjamin keamanan dan kesejahteraan
- Partisipasi masyarakat: pelayanan terkoordinasi dengan lingkungan sosial
- Pemberdayaan orang tua: orang tua sebagai mitra dalam memberikan pelayanan
- Individualisasi: pelayanan disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan spesifik anak.
Jadi diperlukan upaya khusus untuk memenuhi kebutuhan anak tunagrahita agar tumbuh dan berkembang secara optimal.
semoga bermanfaat
2. terapi okupasi pada struke termasuk tindakan kuratif atau rehabilitatif?
Jawaban:
Penjelasan:
Rehabilitatif
3. bagaimana cara anak tunagrahita berkomunikasi?
Berkomunikasi dengan anak tunagrahita layaknya seni melukis. Sang pelukis harus tahu kapan menggabungkan warna dan kapan harus menggoreskan efek bayangan pada gambarnya. Caranya :1. Tetap memandang si anak sebagai lawan bicara yang perlu dihormati. Menatap mata si anak, ketika ia sedang berbicara. Hal ini akan memberikan rasa bahwa apa yang dikatakannya mendapat perhatian.2. Jadilah pendengar yang baik dan aktif ketika si anak sedang bercerita, jangan sesekalli memotong pembicaraannya.3. Berubah menjadi penanya ketika ia selesai bercerita.4. Jangan bosan-bosan mengulangn pertanyaan yang kita lontarkan untuk mereka.5. Berbicaralah dengan perlahan namun jelas. Usahakan gerak bibir kita terbaca.6. Jangan pernah menghilangkan senyum manis kita ketika mendengar dan berbicara dengan mereka.7. Sesekali, berikan kontak fisik sewajarnya sebagai tanda akrab dan saling menerima.8. JIka pembicaraan sudah selesai, ajaklah mereka untuk ngobrol lagi lain kali.9. Masuki dunia mereka sebagai dunia yang unik dan asik.
4. apakah tunagrahita bisa sembuh
Jawaban:
Hingga kini belum ada metode yang benar-benar efektif untuk menyembuhkan tunagrahita.
Penjelasan:
Yang bisa di lakukan hanya memberikan pendampingan agar Si Kecil mampu menguasai kemampuan dasar yang dibutuhkan, seperti kemampuan komunikasi, bersosialisasi, makan dan lainnya.
5. ka mau tanya contohnya majas okupasi gimana...?
Merokok itu merusak kesehatan, tetapi si perokok tidak dapat menghentikan kebiasaannya.
6. contoh majas okupasi
erokok dapat merusak kesehatan, tetapi si perokok tak dapat menghentikan kebiasaan sehingga pabrik-pabrik rokok tetap bermunculan karena untungnya banyak.
7. contoh kalimat okupasi beserta alasan nya?
Majas okupasi melukiskan sesuatu dengan bertahan, tetapi kemudian diberi penjelasan atau diakhiri dengan kesimpulan. Contoh majas okupasi: Merokok dapat merusak kesehatan, tetapi si perokok tak dapat menghentikan kebiasaan sehingga pabrik-pabrik rokok tetap bermunculan karena untungnya banyak.
8. Jelaskan menurut kalian mengapa motivasi begitu penting bagi anak tunagrahita dalam mengelola kegiatan belajar ?
Jawaban:
Agar anak lebih semangat dalam belajar, dan mau belajar dengan giat
maaf kalau salah
9. Istilah tunagrahita yang sering digunakan
jawaban:
tuna=seseorang yang kehilangan
grahita=penglihatan
buta
10. apa yang dimaksud dengan tunagrahita
setahu saya tuna grahita adalah seseorang yg mengalami keterbelakangan mental
11. viru yang mengebabkan tunagrahita
virus yang menyebabkan tunagrahita adalah rubella (campak jerman).
12. Apa yang di maksud dengan okupasi ?
bentuk layanan kesehatan kepada masyarakat atau pasien yang mengalami gangguan fisik dan atau mental dengan menggunakan latihan/aktivitas mengerjakan sasaran yang terseleksi(okupasi) untuk meningkatkan kemandirian individu pada area aktivitas kehidupan sehari-hari, produktivitas dan pemanfaatan waktu luang dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
maaf kalo salah
13. salahsatu istilah yg sering digunakan utk menyebutkan anak tunagrahita
Jawaban:
Bodoh/dungu(idiot)
Penjelasan:
karna mereka termasuk anak anak yang memiliki kecerdasan di bawah rata rata
14. Jelaskan apa maksud skala perkembangan mental dalam pembelajaran, kenapa prinsip tersebut sesuai untuk diterapkan kepada anak tunagrahita, dan beri contoh aktivitasnya.
Jawaban:
belajar jujur
Penjelasan:
membantu mereka untuk melakukan hal baik agar pertumbuhan mereka berjalan dengan baik
15. Pengertian okupasi sosial
Okupasi adalah bentuk layanan kesehatan kepada masyarakat atau pasien yang mengalami gangguan fisik atau mental dengan menggunakan latihan atau aktivitas
16. 3. Sebutkan tujuan pendidikan tunagrahita berdasarkan tingkat ketunagrahitaannya
Jawaban:
tunagrahita ringan adalah
(1) agar dapat mengurus dan membina diri
(2) agar dapat bergaul di masyarakat; dan
(3) agar dapat mengerjakan sesuatu untuk bekal hidupnya
b. tujuan pendidikan anak tunagrahita sedang adalah
(1) agar dapat mengurus diri, seperti makan minum, berpakaian, dan kebersihan badan
(2) agar dapat beraul dengan anggota keluarga dan tetanga, serta
(3) agar dapat mengerjakan sesuatu secara rutin dan sederhana
c. tujuan pendidikan anak tunagrahita berat dan sangat berat adalah
(1) agar dapat mengurus diri secara sederhana ( memberitanda atau kata-kata apabila menginginkan sesuatu, seperti makanan
(2) agar dapat melakukan kesibukanyang bermanfaat ( misalnya mengisi kotak-koak dengan paku )
(3) agar dapat bergembira (seperti berlatih mendengarkan nyayian, menonton tv, menatap mata orang yang berbicaradenganya )
Penjelasan:
maaf kalau salah dan ini bisa disingkat kok
17. Salah satu prinsip pelaksanaan pembelajaran bagi anak tunagrahita adalah prinsip skala perkembangan mental. Jelaskan apa maksud skala perkembangan mental dalam pembelajaran, kenapa prinsip tersebutsesuai untuk diterapkan kepada anak tunagrahita, dan beri contoh aktivitasnya. .
Jawaban:
Selain pertumbuhan fisik, karakter anak akan semakin berkembang seiring usianya dan perlu mendapat perhatian lebih dari orang tua. Perkembangan mental dan psikologis berpengaruh terhadap perkembangan kognitif buah hati juga, Bun.
Tahap Perkembangan Kognitif Anak
Bunda bisa mengenali beragam tahapan perkembangan kognitif. Hal ini nantinya akan banyak membantu Bunda dalam menentukan perkembangan psikologis sang buah hati. Berikut empat tahapan perkembangan kognitif anak menurut psikolog Perancis, Jean Piaget:
Sensorimotor Stage
Pada usia 2 tahun, buah hati mulai belajar tentang dunia melalui pancaindera. Buah hati juga mulai mengenal objek-objek di depan mata mereka pada tahapan ini.
Preoperational Stage
Anak usia 2-7 tahun mengembangkan memori dan imajinasi. Pada usia ini, buah hati sudah mampu memahami hal-hal simbolis dan memahami ide-ide masa lalu serta masa depan.
Concrete Operational Stage
Pada usia 7-11 tahun, buah hati menjadi lebih sadar akan peristiwa-peristiwa eksternal dan perasaan orang lain selain perasaan mereka sendiri. Mereka mulai memahami bahwa tidak semua orang berbagi pikiran, keyakinan, atau perasaan mereka.
Formal Operational Stage
Saat usia 11 tahun atau lebih, buah hati mulai memasuki tahapan ini. Mereka dapat menggunakan logika untuk menyelesaikan masalah, melihat dunia di sekitar mereka, dan merencanakan masa depan.
Tahukah Bunda? Perkembangan kognitif berdasar pada keterampilan kognitif buah hati. Keterampilan kognitif meliputi perhatian, memori jangka pendek, memori jangka panjang, logika dan penalaran, pemrosesan pendengaran, pemrosesan visual, serta kecepatan pemrosesan. Jika buah hati Bunda sudah dapat berpikir, belajar, membaca, mengingat, memperhatikan, dan menyelesaikan masalah, itu tandanya keterampilan kognitifnya sudah terasah baik.
Lebih jauh lagi, memori jangka pendek dan jangka panjang berkembang antara usia 2 dan 5 tahun. Pemrosesan pendengaran yang sangat penting untuk keterampilan membaca buah hati berkembang antara usia 5 dan 7 tahun. Logika dan penalaran juga menjadi lebih mapan selama setelah usia 5 tahun. Pada usia 5 tahun, perkembangan kognitif buah hati Bunda akan semakin meningkat sehingga mampu membuat ide-ide.
Peran Penting Keterampilan Kognitif
Bunda sebaiknya mulai berinisiatif melatih keterampilan kognitif buah hati sejak dini. Hal ini merupakan cara terbaik mendukung perkembangan anak hingga dewasa, baik secara mental maupun psikologis.
Tidak jarang ditemukan kasus anak memiliki penyakit kronis ketika beranjak remaja bahkan dewasa. Hal itu disebabkan kurangnya kekuatan emosional, sosial, dan kognitif anak. Bunda juga sebaiknya menerapkan nilai-nilai positif untuk perkembangan buah hati. Ini termasuk mengajari buah hati untuk berkompetisi secara positif, baik di lingkungan sosial maupun pendidikan; meningkatkan percaya diri dan menjaga harga diri; menghormati aturan sosial dan budaya agar bertindak berdasarkan moral yang baik; serta mengasah rasa simpati dan empati terhadap orang lain.
Perkembangan mental dan psikologis yang berkualitas akan berpengaruh baik pula terhadap temperamen buah hati dan kepribadian saat remaja dan dewasa. Hal ini juga berpengaruh dalam jangka waktu panjang saat mereka mulai memasuki fase meniti karier.
Ketika sudah memasuki tahap awal kedewasaan, buah hati harus memiliki fungsi sosial adaptif yang baik untuk kehidupan karier mereka. Hal ini dapat diukur dari kestabilannya. Karier yang tidak stabil terutama dalam konteks pengangguran jangka panjang dikaitkan dengan kepuasan subjektif dan harga diri yang rendah. Untuk mencapainya cukup sederhana. Bunda bisa mulai melatih rasa percaya diri atas potensi mereka sejak dini.
Kini Bunda dapat mengetahui apakah perkembangan buah hati, khususnya secara mental dan psikologis, sudah matang atau belum pada usia sekolah 5-12 tahun. Ada beberapa tanda yang bisa Bunda kenali, di antaranya jika anak mampu melepaskan diri dari orang tua untuk waktu yang terbatas tanpa menimbulkan ketegangan.
Buah hati juga mampu mengalihkan perhatian dari orang tua kepada orang dewasa lain sehingga mampu membuat kagum orang lain selain orang tuanya sendiri. Anak juga mampu bekerja sama dengan teman-teman sebaya, serta mengerti aturan-aturan permainan.
Kemampuan ini juga disempurnakan dengan ketertarikan belajar sesuatu yang baru, dan mampu menyelesaikan tugas yang diberikan. Apabila Bunda menemukan tanda-tanda tersebut, berarti sang buah hati sudah matang secara mental dan psikologis.
Jika tanda tersebut belum Bunda temukan, mungkin Bunda bisa berkonsultasi dengan dokter atau psikolog anak. Keterlibatan ahli sangat berperan dalam menentukan langkah terbaik mengatasi masalah ini. Satu catatan penting yang sebaiknya Bunda perhatikan adalah tetap bersikap tenang dan selalu memberikan dukungan terbaik untuk buah hati tercinta
18. Apakah keturunan dari penyandang tunagrahita akan secara otomatis menderita tunagrahita?.
Tunagrahita (intellectual disability) tidak selalu diturunkan secara otomatis dari orang tua yang juga penyandang tunagrahita. Risiko memiliki keturunan dengan tunagrahita dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk penyebab tunagrahita pada orang tua, faktor genetik, dan faktor lingkungan.
Tunagrahita dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelainan kromosom, mutasi genetik, infeksi selama kehamilan, kekurangan gizi, dan paparan toksin tertentu selama kehamilan. Jika penyebab tunagrahita pada orang tua adalah karena faktor genetik yang diwariskan, ada kemungkinan lebih tinggi bahwa keturunan mereka juga akan mewarisi kondisi tersebut.
Namun, penting untuk diingat bahwa mewarisi tunagrahita tidak terjadi secara otomatis. Faktor genetik dapat mempengaruhi risiko, tetapi tidak menjamin bahwa keturunan akan mengalami tunagrahita. Beberapa kondisi genetik dapat memiliki pola pewarisan yang rumit atau bersifat multifaktorial, di mana interaksi antara banyak faktor genetik dan lingkungan mempengaruhi risiko terjadinya tunagrahita.
Selain itu, tunagrahita juga dapat terjadi sebagai hasil dari faktor lingkungan atau peristiwa yang terjadi setelah kelahiran, seperti cedera otak traumatis atau infeksi yang mempengaruhi perkembangan kognitif.
Dalam setiap kasus, faktor-faktor risiko dan kemungkinan mewarisi tunagrahita dapat berbeda-beda. Jika Anda memiliki kekhawatiran khusus tentang risiko tunagrahita dalam keluarga Anda, disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli genetika atau tenaga medis yang berkualifikasi untuk mendapatkan informasi yang lebih tepat tentang faktor risiko dan kemungkinan pewarisan dalam konteks keluarga Anda sendiri.
19. Jelaskan apa maksud skala perkembangan mental dalam pembelajaran, kenapa prinsip tersebutsesuai untuk diterapkan kepada anak tunagrahita, dan beri contoh aktivitasnya.
Skala perkembangan mental dalam pembelajaran merujuk pada pengukuran dan pemahaman tingkat perkembangan mental atau kognitif seseorang dalam konteks pembelajaran. Ini melibatkan pemahaman terhadap kemampuan individu dalam berpikir, memproses informasi, dan mengatasi tugas-tugas kognitif yang semakin kompleks seiring bertambahnya usia dan pengalaman.
Prinsip-prinsip skala perkembangan mental ini sangat sesuai untuk diterapkan kepada anak tunagrahita (dikenal juga sebagai anak dengan kecerdasan terbatas atau intelektual) karena:
1. **Diferensiasi dalam Pengajaran**: Anak tunagrahita memiliki rentang kecerdasan yang bervariasi. Dengan menerapkan skala perkembangan mental, pendidik dapat mengidentifikasi tingkat perkembangan mental masing-masing anak dan mengajar sesuai dengan kemampuannya.
2. **Penyesuaian Kurikulum**: Skala ini memungkinkan pendidik untuk menyesuaikan kurikulum dan aktivitas pembelajaran dengan tingkat perkembangan mental anak. Ini membantu menghindari frustrasi atau kebosanan akibat tugas yang terlalu mudah atau terlalu sulit.
3. **Pengukuran Kemajuan**: Melalui skala ini, pendidik dapat mengukur perkembangan anak tunagrahita dari waktu ke waktu. Ini membantu dalam mengidentifikasi kemajuan dan memodifikasi strategi pembelajaran jika diperlukan.
4. **Pengembangan Potensi**: Dengan mengidentifikasi dan memahami tingkat perkembangan mental anak, pendidik dapat merancang aktivitas yang sesuai untuk mengembangkan potensi mereka secara optimal.
Contoh aktivitas yang dapat diterapkan menggunakan prinsip skala perkembangan mental kepada anak tunagrahita adalah:
**Aktivitas: Mengenal Bentuk dan Warna**
Tahap perkembangan mental dapat diukur dengan memperhatikan bagaimana anak merespons pengenalan bentuk dan warna. Dalam contoh ini, ada beberapa tingkatan perkembangan yang dapat diidentifikasi:
1. **Tingkat Awal (Persepsi Dasar)**: Anak-anak pada tahap ini mungkin dapat mengenali bentuk dan warna dasar seperti lingkaran dan warna merah atau biru. Aktivitas yang cocok adalah memberikan gambar berbagai bentuk dan meminta mereka mengidentifikasi warnanya.
2. **Tingkat Menengah (Diferensiasi)**: Anak-anak pada tahap ini dapat membedakan beberapa bentuk (misalnya segitiga, persegi, lingkaran) dan beberapa warna. Aktivitas yang cocok adalah meminta mereka mengelompokkan benda-benda berdasarkan bentuk atau warna.
3. **Tingkat Lanjutan (Kategorisasi)**: Anak-anak pada tahap ini mungkin sudah mampu mengenali berbagai bentuk kompleks seperti oval, trapesium, dan lainnya, serta mengidentifikasi lebih banyak variasi warna. Aktivitas yang cocok adalah memberikan tugas seperti membuat pola atau susunan berdasarkan bentuk dan warna.
Dalam setiap tahap, pendidik akan menyesuaikan instruksi, bahan pembelajaran, dan tingkat kompleksitas aktivitas untuk sesuai dengan tingkat perkembangan mental anak. Dengan pendekatan ini, anak tunagrahita dapat terlibat dalam pembelajaran yang bermakna dan sesuai dengan kapasitas kognitif mereka.
Imam Sahroni Darmawan
20. Salah satu prinsip pelaksanaan pembelajaran bagi anak tunagrahita adalah prinsip pengulangan. Jelaskan apa maksud dari prinsip pengulangan dalam pembelajaran, kenapa prinsip pengulangan sesuai untuk diterapkan kepada anak tunagrahita, dan beri contoh aktivitasnya.
Pembelajaran dengan prinsip pengulangan menganggap bahwa dengan adanya pengulangan maka data mengamati, menanggap, dan mengingat akan berkembang. Prinsip ini cocok digunakan kepada anak tunagrahita karena beberapa anak tunagrahita belajar dengan cara membeo sehingga pembelajaran secara pengulangan akan efektif digunakan. Contoh pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
Guru menjelaskan materi dengan teknik yang berbeda di waktu yang berdekatan. Guru memberikan tugas atau perintah secara langsung dan jelasGuru menjelaskan materi dengan teknik yang sama dengan jarak waktu cukup panjangPembahasan
Tunagrahita merujuk pada fungsi intelektual umum yang di bawah rata-rata sehingga terjadi hambatan dalam perilaku adaptif sepeti komunikasi, merawat diri, keterampilan sosial, dan akademik. Karakteristik umum dari tunagrahita antara lain:
Keterbatasan intelegensi, sehingga kapasitas belajar terbatas terutama untuk hal-hal abstrakKeterbatasan sosial, mengalami kesulitan menjaga diri, membedakan bahaya dan tidak bahaya, serta cenderung meniru tanpa mengerti akibatnyaKeterbatasan fungsi mental, sehingga sulit fokusJarang menghayati perasaan bangga, tanggung jawab, dan hak sosialTerlambat dalam perkembangan sikapPelajari lebih lanjut
Materi tentang tunagrahita https://brainly.co.id/tugas/28964004
#BelajarBersamaBrainly #SPJ1
21. Berapa besar wilayah yang ter okupasi nazi jerman?
Penjelasan:
sangat luas sih kalau di buku sejarah
22. Sebutkan beberapa istilah yang digunakan untuk penyebutan anak tunagrahita di Indonesia, dan mengapa terjadi macam-macam peristilahan tersebut !
Jawaban:
kurang lebih ada 5 anak tunagrahita
supaya mudah membedakan
Penjelasan:
hehehe maaf kl salah
23. Apakah keturunan dari penyandang tunagrahita akan secara otomatis menderita tunagrahita?.
Jawaban:
Belum tentu.
Orang tua dengan disabilitas grahita atau disabilitas intelektual belum tentu memiliki anak yang sama.
Penjelasan:
Disabilitas intelektual atau disabilitas grahita adalah keadaan seseorang yang kemampuan intelektualnya (IQ) dibawah rata rata.
Penyebab disabilitas grahita ditengarai akibat lahir prematur, infeksi otak saat bayi, infeksi saat kelahiran, kecelakaan dan lainnya.
Walaupun secara genetik bisa saja menyebakan terjadinya disabilitas grahita, namun sampai saat ini penyebab pastinya belum diketahui.
Pengenalan / deteksi sejak dini mengenai hal ini pada anak dapat membantu memperbaiki kualitas hidup anak yang ditengarai mengalami disabilitas grahita.
oleh : I G Agung Gd Kertia Adi P, S.Psi, M.Si
ak Agung Krisna79
Sarjana Psikologi dan Magister Sains Psikologi
Staf Dinas Sosial Kabupaten Badung Bidang Rehabilitasi dan Pelayanan Disabilitas.
24. Salah satu prinsip pelaksanaan pembelajaran bagi anak tunagrahita adalah prinsip skala perkembangan mental. Jelaskan apa maksud skala perkembangan mental dalam pembelajaran, kenapa prinsip tersebut sesuai untuk diterapkan kepada anak tunagrahita, dan beri contoh aktivitasnya.
Jawaban:
Salah satu prinsip pelaksanaan pembelajaran bagi anak tunagrahita adalah prinsip skala perkembangan mental. Jelaskan apa maksud skala perkembangan mental dalam pembelajaran, kenapa prinsip tersebut sesuai untuk diterapkan kepada anak tunagrahita, dan beri contoh aktivitasnya?1.karna anak tunagrahita di sekolah kan untuk mental yang teguh,tekun,dispilin tidak ada kata tidak bisa bagi anak tunagrahita.
2. mengpa prinsip tersebut sesuau untuk diterapkan kepada anak tunagrahita karna prinsip tersebut bisa melatih untuk anak tunagrahita supaya terbisa dalam menghadapai sesuatu
3. berikan contoh aktivitasnya? bersuykurin makannan yang ada,berolaraga,berkerja sebisa mukin untuk mendapat mental yang kuat dan menjaga temen ataunwarga sekitar
Penjelasan:
anak tunagrahita berfungsi untuk menjaga masyarakat 1 samalain walau pun berbeda agama
semoga bermanfaat..
25. Kelompok okupasi pak merupakan kelompok sosial yang memiliki ciri ciri
terdapat pada masyarakat heterogen
terdapat pembagian profesi
bekerja sesuai bidang
monopoli bidang/iptek
26. Sebutkan berapa istilah yang digunakan untuk penyebutan anak tunagrahita di Indonesia, dan mengapa terjadi macam-macam peristilahan tersebut?
Tunagrahita bukan merupakan penyakit melainkan kelainan karena penyimpangan baik dari segi mental, fisik, intelektual, emosi, sikap ataupun perilaku secara signitif. Hal ini menyebabkan proses perkembangan tidak optimal sehingga kemampuan yang dimiliki umumnya di bawah rata- rata usianya.
Terdapat beberapa macam istilah yang digunakan untuk menyebutkan tunagrahita, yaitu :
Pikiran lemahKeterbelakangan mental (Mentally Retarded)DunguPandir (Imbecile)MoronOligofrenia (Oligophrenia)Mampu Didik (Educable)Mampu Latih (Trainable)Ketergantungan penuh atau butuh rawat (Totally Dependent) Mental SubnormalDefisit MentalDefisit KognitifCacat MentalDefisiensi MentalGangguan IntelektualKe lima belas istilah yang bermacam–macam tersebut diberikan karena adanya perbedaan dari faktor dan gejala yang terlihat pada setiap individunya sehingga menyebabkan perbedaan penyebutan bagi setiap individu yang mengalaminya sesuai dengan gejala yang terlihat. Namun istilah resmi bagi para penderita retardasi mental di Indonesia ialah “Tunagrahita” sesuai dengan yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 72 tahun 1991 mengenai “Pendidikan Luar Biasa”
Pembahasan :
Tunagrahita merupakan istilah yang digunakan untuk menyebutkan individu baik anak ataupun orang dewasa yang memiliki kemampuan intelektual di bawah rata- rata atau bisa juga disebut dengan retardasi mental. Tidak hanya kemampuan intelektual saja tetapi keterampilan yang dimilikinya pun umumnya di bawah rata- rata usianya.
Ciri- ciri dari anak tunagrahita antara lain :
Tidak memiliki kemampuan sosial yang baikSecara mental di bawah normalTerhambatnya kecerdasan baik sejak lahir maupun pada saat usia mudaKematangannya terhambatTunagrahita digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu :
Tunagrahita RinganPada kelompok ini, meskipun kecerdasan dan adaptasi sosial penderitanya terhambat, tetapi mereka memiliki kemampuan untuk berkembang dalam bidang pelajaran akademik, serta mampu menyesuaikan diri dalam kehidupan sosial serta memiliki kemampuan untuk bekerja.
Tunagrahita SedangPada Kelompok, penderita masih memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan juga kemampuan intelektual di bawah tunagrahita ringan. Mereka tetap dapat mempelajari keterampilan sekolah namun dengan tujuan yang bersifat fungsional dan mencapai tingkat untuk memiliki rasa “tanggung jawab sosial”. Mereka juga dapat bekerja namun harus dengan bantuan.
Tunagrahita Berat dan Sangat BeratPada kelompok ini, secara umum para penderitanya hampir tidak memiliki kemampuan untuk dilatih mengurus diri sendiri ataupun melakukan sosialisasi apalagi kemampuan untuk bekerja. Komunikasi yang dapat mereka lakukan pun biasanya sangat sederhana dan terbatas. Maka kemampuan diri untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya pun sangat terbatas.
Tunagrahita dapat disebabkan oleh hal- hal seperti faktor genetik, faktor pra kelahiran, faktor penyebab pada saat kelahiran dan faktor penyebab selama masa perkembangan pada usia kanak-kanak dan remaja.
Pelajari lebih lanjut
Materi tentang Pengertian Tunagrahita dan Tunadaksa : https://brainly.co.id/tugas/3831956Materi tentang Cara Berkomunikasi dengan Anak Tunagrahita : https://brainly.co.id/tugas/10385202Materi tentang Faktor Penyebab Tunagrahita : https://brainly.co.id/tugas/42098462Detail jawaban
Kelas: 12
Mapel: Biologi
Bab: 3 – Materi Genetik
Kode: 12.4.3
#AyoBelajar #SPJ2
27. Salah satu prinsip pelaksanaan pembelajaran bagi anak tunagrahita adalah prinsip skala perkembangan mental. Jelaskan apa maksud skala perkembangan mental dalam pembelajaran, kenapa prinsip tersebut sesuai untuk diterapkan kepada anak tunagrahita, dan beri contoh aktivitasnya.
Berikut jawaban untuk pertanyaan-ertanyaan mengenai pembelajaran bagi tunagrahita:
Skala perkembangan mental pada pembelajaran merujuk pada pendekatan yang mempertimbangkan tingkat perkembangan kognitif individu dalam merancang pengalaman belajar. Prinsip ini sesuai untuk diterapkan pada anak tunagrahita karena mereka memiliki kemampuan kognitif yang terbatas, sehingga pendekatan pembelajaran yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan mereka akan lebih efektif. Contoh aktivitas yang dapat dilakukan adalah penggunaan bahan belajar yang konkret, seperti manipulatif atau gambar-gambar, untuk membantu mereka memahami konsep secara visual dan konkret.PembahasanSkala perkembangan mental dalam pembelajaran adalah pendekatan yang mengakui bahwa setiap individu memiliki tingkat perkembangan kognitif yang berbeda. Dalam konteks anak tunagrahita, mereka menghadapi keterbatasan dalam kemampuan intelektual dan perkembangan kognitif mereka. Oleh sebab itu, prinsip ini sangat penting untuk diterapkan dalam pembelajaran mereka. Dengan memahami skala perkembangan mental mereka, pendidik dapat merancang pengalaman belajar yang sesuai dengan kemampuan mereka, menghindari frustrasi yang berlebihan, dan memfasilitasi pembelajaran yang lebih efektif.
Contoh aktivitas yang dapat dilakukan dalam prinsip skala perkembangan mental adalah penggunaan bahan belajar yang konkret dan visual. Misalnya pendidik dapat menggunakan manipulatif seperti blok bangunan atau permainan matematika berbasis gambar untuk membantu anak tunagrahita memahami konsep secara visual dan konkret. Dengan cara ini, mereka bisa mengasah kemampuan berpikir mereka secara nyata, menghubungkan konsep dengan objek fisik, dan memperkuat pemahaman mereka melalui pengalaman langsung.
Pelajari Lebih LanjutMateri tentang apa itu tuna grahita https://brainly.co.id/tugas/3831956Materi tentang Dampak tunagrahita dalam bidang fisik https://brainly.co.id/tugas/28964004Materi tentang apa itu tuna daksa https://brainly.co.id/tugas/29137819• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
Detail JawabanKelas : SMA
Mapel : PPKN
Bab : -
Kode : -
#AyoBelajar
#SPJ2
28. Q. Serius penasaran Apa perbedaan antara "invasi" dan "okupasi"? Mohon untuk dijelaskan sejelas-jelasnya dan sedetail-detailnya :) ---
Jawaban:
INVASIInvasi adalah aksi militer di mana angkatan bersenjata suatu negara memasuki daerah yang dikuasai oleh suatu negara lain, dengan tujuan menguasai daerah tersebut atau mengubah pemerintahan yang berkuasa.
Menurut KBBI
invasi [in·va·si]
Kata Nomina (kata benda)
1) hal atau perbuatan memasuki wilayah negara lain dengan mengerahkan angkatan bersenjata dengan maksud menye-rang atau menguasai negara tsb; penyerbuan ke dalam wilayah negara lain
contoh: 'mereka menuduh seakan-akan kita melakukan invasi militer ke daerah itu'
2) hal berbondong-bondong mema-suki suatu daerah, tempat, atau negeri (Kata kiasan)
contoh: 'invasi para wisatawan asing ke Pulau Bali mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Daerah Bali'
OKUPASIOkupasi adalah pendudukan oleh suatu negara, yang didahului oleh penemuan (discovery), yang mana wilayah yang diduduki tersebut merupakan terra nullius dan pendudukan tersebut berjalan terus menerus dengan cara damai.
Menurut KBBI
okupasi [oku·pa·si]
Kata Nomina (kata benda)
1) pendudukan, penggunaan, atau penempatan tanah kosong;
2) pendudukan dan penguasaan suatu daerah oleh tentara asing
Semoga membantu ^^
Jadikan jawaban tercerdas yaa (◕ᴗ◕✿)
29. Jelaskan apa maksud skala perkembangan mental dalam pembelajaran, kenapa prinsip tersebutsesuai untuk diterapkan kepada anak tunagrahita, dan beri contoh aktivitasnya.
Skala perkembangan mental dalam pembelajaran mengacu pada pengukuran kemampuan dan perkembangan kognitif seseorang dalam konteks pembelajaran. Skala ini digunakan untuk menentukan tingkat kesiapan mental dalam memahami, memproses, dan menguasai materi pembelajaran.
Penerapan prinsip ini sesuai untuk diterapkan kepada anak tunagrahita karena mereka memiliki tingkat perkembangan mental yang berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Anak tunagrahita umumnya memiliki keterbatasan dalam kemampuan intelektual dan membutuhkan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan mereka.
Contoh aktivitas yang sesuai untuk anak tunagrahita dengan skala perkembangan mental adalah:
1. Peningkatan Pemahaman Konsep Dasar: Aktivitas ini bertujuan untuk mengembangkan pemahaman konsep dasar seperti angka, huruf, bentuk, dan warna. Misalnya, menggunakan permainan kartu dengan gambar untuk membantu anak mengenali dan memahami konsep-konsep ini.
2. Stimulasi Motorik Halus: Aktivitas ini bertujuan untuk mengembangkan koordinasi dan kemampuan motorik halus anak tunagrahita. Contohnya adalah memberikan anak tunagrahita bahan mainan seperti blok lego, potongan-potongan puzzle, atau mainan manipulatif lainnya untuk membantu mereka melatih kemampuan memegang, merakit, atau merangkai.
3. Peningkatan Kemampuan Berbicara dan Berkomunikasi: Aktivitas ini dirancang untuk membantu anak tunagrahita mengembangkan kemampuan berbicara dan berkomunikasi. Misalnya, menggunakan gambar atau visualisasi sebagai pendukung untuk membantu mereka mengungkapkan ide atau permintaan mereka.
4. Peningkatan Kemampuan Perhatian dan Fokus: Aktivitas ini bertujuan untuk melatih kecakapan anak tunagrahita dalam memusatkan perhatian dan fokus pada tugas atau aktivitas yang diberikan. Misalnya, memberikan permainan sederhana seperti teka-teki atau permainan memori untuk melatih kemampuan konsentrasi mereka.
5. Pengembangan Keterampilan Sosial: Aktivitas ini bertujuan untuk membantu anak tunagrahita mengembangkan keterampilan sosial dasar seperti mengenal dan menghormati orang lain, berbagi, atau berinteraksi dengan teman sebaya. Contohnya adalah mengadakan permainan kelompok yang melibatkan kerjasama dan interaksi antar anak.
Penting untuk dicatat bahwa aktivitas yang sesuai harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan mental masing-masing anak tunagrahita. Pendekatan yang terbaik adalah dengan memperhatikan kebutuhan dan kemampuan individu anak serta memberikan pendampingan dan dukungan yang kontekstual dan mendukung.
30. Jika di kelas anda ada anak berkelainan (misalnya anak tunagrahita ringan) bagaiman reaksi anak-anak lain terhadap anak tersebut ? bandingkan reaksi ini jika di sekolah terpadu ada anak tunanetra yang belajar bersama dengan anak-anak normal.apakah reaksi tersebut sama atau beda? bagaimana anda dapat menjelaskan hal ini.
Reaksi anak lain terhadap anak tersebut adalah pasti akan merasa aneh dengan anak yang berkelainan lalu jika berada di sekolah terpadu maka menjadi sebuah tempat yang pas karena terdapat penanganan yang lebih khusus.
Penjelasan:
Kebutuhan khusus muncul dari seorang siswa penyandang disabilitas yang membutuhkan bantuan khusus dengan tugas sekolah dan kehidupan sehari-hari. Para ahli telah lama berjuang untuk menemukan penyebab gangguan tersebut, tetapi sampai saat ini, meskipun banyak faktor penyebab telah terungkap, tidak semua penyebab gangguan tersebut dapat diidentifikasi. Masih banyak masyarakat yang hingga saat ini belum bisa memastikan apa penyebab dari gangguan tertentu. Diharapkan dengan mengetahui penyebab tersebut dapat mencegah terjadinya anomali atau meminimalkan dampaknya. Berbeda dengan penyebab kelainan yang tergolong subnormal, pengetahuan tentang terjadinya kelainan di atas normal (berbakat atau superior) dapat digunakan untuk mendorong terjadinya kelainan tersebut.
Pelajari lebih lanjutPelajari lebih lanjut materi tentang penjelasan tentang yang menyebabkan kelainan pada anak: https://brainly.co.id/tugas/8456060
#BelajarBersamaBrainly
31. sebutkan klasifikasi jenis okupasi di indonesia menurut Hardjono Notodiharjo
Jawaban:
saya tidak tahu
karena saya tidak bisa jawab
32. 1. jika di kelas anda ada anak berkelainan (misalnya anak tunagrahita ringan) bagaiman reaksi anak-anak lain terhadap anak tersebut ?
Jawaban:
jika ada anak di kelas mu maka kita harus menjauhi mereka
Penjelasan:
semonga mrmbantu
33. sebutkan kelemahan-kelemahan khusus anak tunagrahita!
Biasanya tidak begitu mahir dalam menulis dan membaca
34. Okupasi yang terhirup digunakan untuk membantu proses pembakaran makanan proses pembakaran ini disebut
Oksidasi
semoga membantu..
35. Cari 5 karakteristik anak-anak : - Tunagrahita - Lamban belajar - Kesulitan belajar - Autis - ADHD
Jawaban:
Tunagrahita: Anak-anak dengan tunagrahita biasanya memiliki keterbatasan intelektual yang signifikan. Mereka cenderung memiliki IQ yang rendah dan kesulitan dalam memahami dan mempelajari informasi seperti anak-anak pada umumnya.
Lamban belajar: Karakteristik ini mengacu pada anak-anak yang mengalami kesulitan dalam memahami dan memproses informasi dengan kecepatan yang sama seperti anak-anak lainnya. Mereka mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk menguasai keterampilan akademik atau menyampaikan pemahaman mereka.
Kesulitan belajar: Anak-anak dengan kesulitan belajar memiliki kesulitan dalam mempelajari keterampilan akademik tertentu, seperti membaca, menulis, atau menghitung. Mereka mungkin membutuhkan metode pembelajaran yang berbeda atau pendekatan yang lebih terstruktur untuk mencapai kemajuan belajar yang sama dengan teman sebaya mereka.
Autis: Anak-anak dengan spektrum autisme (autistic spectrum disorder/ASD) biasanya menghadapi tantangan dalam berinteraksi sosial, berkomunikasi, dan menunjukkan minat yang terbatas atau berulang. Mereka juga sering kali mengalami kesulitan dalam memahami dan merespons bahasa verbal dan nonverbal.
ADHD: Anak-anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) cenderung memiliki kesulitan dalam memusatkan perhatian, mengendalikan impuls, dan mengatur perilaku. Mereka sering kali memiliki energi yang berlebihan dan sulit untuk duduk diam dalam waktu yang lama. ADHD juga dapat mempengaruhi fungsi kognitif, seperti memori dan pemecahan masalah.
Penting untuk dicatat bahwa setiap anak adalah individu yang unik, dan karakteristik ini hanya memberikan gambaran umum. Setiap anak dengan kondisi ini mungkin mengalami tingkat keparahan atau variabilitas yang berbeda.
36. dampak terjadinya tunagrahita adalah
Dampak Tunagrahita
Dampak dari kecacatan sosial dan emosional mereka adalah bahwa anak cacat mental tidak dapat memahami aturan sosial dan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sehubungan dengan kecacatan intelektual, anak-anak tidak bisa mengurus diri mereka sendiri, merawat diri mereka sendiri dan memimpin.
(maaf klo salah)
37. apa yg dimaksud tunagrahita dan tunadaksa ???
Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, termasuk celebral palsy, amputasi, polio, dan lumpuh.
Tunagrahita adalah individu yang memiliki intelegensi yang signifikan berada dibawah rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi prilaku yang muncul dalam masa perkembangan.
Tunadaksa
Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, termasuk celebral palsy, amputasi, polio, dan lumpuh.
Ciri-ciri tunadaksa :
- anggota gerak tubuh tidak bisa digerakkan/lemah/kaku/lumpuh
- setiap bergerak mengalami kesulitan
- tidak meiliki anggota gerak lengkap
- tidak dapat tenang
- terdapat anggota gerak yang tidak sama dengan keadaan normal pada umumnya.
Tunagrahita
Tunagrahita adalah individu yang memiliki intelegensi yang signifikan berada dibawah rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi prilaku yang muncul dalam masa perkembangan.
Ciri-ciri tunagrahita :
- penampilan fisik tidak seimbang
- pada masa pertumbuhannya dia tidak mampu mengurus dirinya
- terlambat dalam perkembangan bicara dan bahasa
- cuek terhadap lingkungan, dll
38. Menurut pendapat Anda, apakah defenisi yang terakhir dikemukakan (AAMR, 1992) lebih menggambarkan keberadaan anak tunagrahita atau tidak? Beri penjelasan atas jawaban Anda
Jawaban:
Maaf, tetapi saya tidak memiliki akses ke referensi AAMR (American Association on Mental Retardation) yang diterbitkan pada tahun 1992. Sebagai model bahasa, saya tidak dapat mengevaluasi atau memberikan pendapat langsung tentang sebuah definisi yang saya tidak memiliki akses kepadanya.
Namun, dalam penggunaan umum, istilah "tunagrahita" atau "retardasi mental" telah digunakan secara historis untuk menggambarkan kondisi di mana seseorang memiliki keterbatasan dalam fungsi intelektual dan kesulitan dalam beradaptasi dengan tuntutan kehidupan sehari-hari. Namun, penting untuk diingat bahwa istilah-istilah tersebut telah berkembang seiring waktu, dan ada pemahaman yang lebih baru dan lebih inklusif tentang keterbatasan intelektual.
Definisi dan pendekatan terhadap keterbatasan intelektual telah berubah dari waktu ke waktu, dan fokus saat ini lebih pada pendekatan yang menghargai keberagaman individu, mempromosikan inklusi sosial, dan memperhatikan potensi dan kekuatan individu. Dalam banyak konteks, pendekatan ini berusaha melampaui batasan dan stigmatisasi yang terkait dengan label seperti "tunagrahita" atau "retardasi mental".
Jika Anda memiliki definisi spesifik atau teks dari AAMR (1992) yang ingin Anda diskusikan, saya akan berusaha memberikan pemahaman yang lebih baik.
39. Jelaskan apa maksud skala perkembangan mental dalam pembelajaran anak tunagrahita !
Jawaban:
fghbgtyhjkiutreeasjjijkijhhuinbb nj
40. contoh kalimat majas okupasi
Contoh majas okupasi: Merokok dapat merusak kesehatan, tetapi si perokok tak dapat menghentikan kebiasaan sehingga pabrik-pabrik rokok tetap bermunculan karena untungnya banyak